Friday, February 9, 2007
HUJANUARI
ada hari berlari
meninggalkan kenangan yang janggal
sepotong hati, segenggam dendam, segumpal pejal
digondol kucingliar yang binal
ada gerimis sinis
mengais-gais kenangan miris
menjemput sejumput maut, pada kamar pada trotoar, pada pasar
titipkan pesan sekilo hati dioseng dendam dijejal ajal ditelan nanar
hujan januari
tak juga beranjak pergi
basah sudah jendela hati
diguyur caci digusur maki
lalu hari kembali sepi
meninggalkan titipan hati yang mati
teronggok sepi di pojok sunyi
terlentang ditendang HUJANUARI
:sepotong kue dingin dimakan pagi
hambar!
Friday, February 2, 2007
BERAPA ANJING KAU PELIHARA
masingmasing kita pelihara
kebun binatang dalam dada
berapa anjing kau keluarkan
dalam usia kepala tiga
berapa babi kau enyahkan
dalam perjalanan tiga dasawarsa
sudah berapa?
yang kau hilangkan
yang kau enyahkan
yang kau hitung
yang kau tak hitung
lalu berapa lagi
kau datangkan
anjing babi tikus
kau rasukkan
ular buaya monyet
sekedar bermain dalam benak
secuil mendekam dalam rabu
tidur dalam hati
mendengkur dalam aorta
berapa anjing yang kau punya?
berapa anjing!
masingmasing kita awasi
kebun binatang dalam dada
Ciputat, 7 Mei 2005
PARUNG ARUNG EROS
lampulampu tersipu eros
jenuh menunggu waktu
dingin menusuk masuk
menunggu ganggu
ayo Bung!
biarKu lihat pagi di mata-mu
ah
engkau
termanggu datang belas
menunggu datang balas
guyurkan aroma tangis
di malam amis gerimis
malammalam menyulam kelam
malammalam menganyam dendam
mampir Mas!
biarKu tak begadang
Ciputat 24 Juni 2005
NYANYIAN KANGEN
kembali malam telah kita kalahkan
dengan segelas kopi hitam, kepulan rokok. dan
erangan cabul dari windows media player
lagak kepurbaan kita
panas mencakari diding kamar
menyedot udara segar malam yang bergelinjang
mengapai-gapai menyelaraskan mimpi. bangku
depan kamar kehilangan harapan dan kejang-kejang
apa yang tidak mungkin
: di sini kita bebas!
tak ada yang lebih merdeka dari pada menjadi diri sendiri
bahkan bukan cuma malam tuhan juga telah kita tusuk berulangkali
siapa itu! yang mengatakan tidak betah dan ingin pulang ke rumah.
baik!
baik!
aku kirim kabar ke orang rumah supaya engkau segera dijemput
dan diangkut
tidak betah?
tapi apakah mungkin bisa
menghapus sekian jejak yang telah kita torehkan
pada diding pada karpet pada kasur pada bantal pada komputer
pada semua onggokan sampah yang berjibun di tiap pojok kamar
kita akan tetap di sini menampar sepi
dan kembali mengalahkan malam meski diam-diam
kita juga dikalahkan para pencuri yang datang pagipagi
: merampas mimpi
Januari 2007
POSO
//1
seliar nanar menjambaki belukar keyakinan nalar
di sayap garuda dan ideologi yang merayap di dagingmu
aku temukan guguran bunga mungkin laras sepatu mungkin tulip alip
mungkin juga sergapan cakar senapan yang tak juga beranjak arif
semacam cogan yang mengigau
ada rentetan peluru yang berhamburan menjadi racau
ada takut yang akut atau sejenis ftnah yang selalu bernanah
dan hutan amunisi tumbuh lagi melebat di jantung tanah
//2
para pengungsi adalah deretan angkaangka
menjadi catatan pada berkas rapat
kedamaian hanyalah jajanan yang diedarkan
di ruang diskusi dan jadi cemilan selingan tawa
dan sejumlah sanksi dijejalkan lewat surat sakti
di pusat kota orangorang sibuk menterjemahkan
rapat di hujani interupsi atau berebut jadi penyalur
amunisi yang sedang sepi
//3
di dalam keberingasan dendam
darah dan keringat saling pagut
dadah ketakutan semakin akut
semacam sakau engkau
serapuh dahan digenggam gelap malam
dan damai adalah impian yang panjang
:ideologi yang membawa kedamaian
menjadi seliar senapan
Ciputat: Sanggar Altar 25 Januari 2007